Minggu, 31 Mei 2015

#PUISIMALAM Edisi 30 Mei 2015


#PUISIMALAM diadakan oleh NulisBuku melalui akun twitter @nulisbuku setiap pukul 23.00 - 24.00 WIB di hari-hari tertentu. Biasanya selalu ada di Sabtu malam, layaknya tadi malam.

Dan seperti biasanya, berikut ini adalah puisi saya yang di-retweet.

Kata wajibnya adalah rahasia.


*
Di balik rangkaian akasia
Bersembunyi rahasia-rahasia
Tentang cinta tak lekang usia
Juga tentang cinta yang sia-sia


**
Kau bagai imaji tak tergapai
Di rentetan aksara pujangga
Senantiasa terlihat menawan
Meski kepedihan kau rahasiakan

Sabtu, 30 Mei 2015

Tuan dan Nona: Akhirnya


Hati yang sedang dirundung rindu itu terdiam
Mengenang satu-satu kenangan
Membuat hatinya kembali terpilin cinta masa lalu

Tuan merebahkan diri di garis pantai
Juga merebahkan hatinya, lelah
Dibiarkan ombak menerjangnya, berharap hatinya terbawa

Nona sedang membuat jejak, di pasir basah
Terus begitu meski ombak menghapus jejak itu
Berharap ombak juga menghapus jejak-jejak di hatinya

Lalu mata mereka bersitatap

Tuan dan Nona saling buang muka
Padahal mata pancarkan cinta

Lalu kedua mata itu saling menatap, sekali lagi
Saling mengeja rindu, membagi luka, dan berharap

Tuan dan Nona terisak dalam satu pelukan
Dikaitkan jari jemari, lalu menulis janji masa depan



- Yuditya -
#TimHorePDKT #LoveCycle
Sebagai dukungan untuk #TimKomitmen

Tuan dan Nona: Berbalik Arah


Semburat oranye berhamburan di langit barat
Tuan sedari tadi menghela napas berat
Meresapi perasaan yang dengan merangkak berkerat

Ia tengok lagi bongkahan hatinya, kosong
Maka direkatkan kembali sisi-sisinya yang retak itu
Biar segala rasa bisa dikumpulkannya lagi

.....

Nona sedang menghidu aroma rerumputan
Alih-alih yang terhidu bau kenangan usang
Cepat-cepat digosok hidungnya, biar bau tidak mendekam

Tuan dan Nona masih saling cinta
Namun saling berbalik arah
Berteman gulana, menyerah



- Yuditya -
#TimHorePDKT #LoveCycle
Sebagai dukungan untuk #TimMoveOn

Tuan dan Nona: Di Suatu Pesta


Di sela riuh sorak-sorai dan tepuk tangan
Ada mata yang menangis dalam diam
Seraya membungkus sakit hatinya erat-erat
Biar tidak tumpah ruah dan buatnya terjengkang

Nona mengangkat muka, melangkah tanpa gentar
Ia hampiri Tuan dengan senyuman
Lalu dilemparkan segala cinta dan asa

Nona sedang patah hatinya
Oleh bedak dan maskara yang lebih tebal

Tidak satu pun air mata yang luruh
Tapi perih menggenang di matanya



- Yuditya -
#TimHorePDKT #LoveCycle
Sebagai dukungan untuk #TimPatahHati

Tuan dan Nona: Kala Hujan Menderas


Di bawah payung warna-warni
Tuan dan Nona sedang berteduh dalam kerapatan

Sedari tadi hujan kian menderas
Seperti sengaja memerangkap Tuan dan Nona
Sebab semesta tak lagi sabar melihat cinta tanpa ucap

Tuan dan Nona menggigil, memaksa saling merapat
Tanpa aba-aba, Tuan bersimfoni, menyenandungkan cinta
Nona terpana, seketika mengangguk

Di bawah payung warna-warni Tuan dan Nona menggigil
Tapi kini mereka tak lagi sendiri
Gigil itu milik mereka



- Yuditya -
#TimHorePDKT #LoveCycle
Sebagai dukungan untuk #TimPacaran

Tuan dan Nona: Suatu Sore


Ada mata yang melirik cemas
Ada hati yang berdebar gugup
Ada kaki yang menyembunyikan getar

Di bangku taman sore-sore
Tuan dan Nona duduk berdua, namun bisu sedari tadi
Bahkan cicit burung menyoraki senantiasa
Tapi sepatah kata pun tak terucap

Tuan dan Nona terlampau sibuk
Menentramkan degup hati yang ribut bergemuruh



- Yuditya -
#TimHorePDKT #LoveCycle
Sebagai dukungan untuk #TimPDKT

Tuan dan Nona: Etalase Rasa


Ada gerak tak kentara dalam lakunya
Ada getar tak terbaca dalam suaranya
Ada cinta tak terungkap dalam aksaranya

Hanya lewat syair-syair puitis di selipan buku
Hanya dengan kata-kata canda sarat perhatian
Hanya melalui doa-doa yang diterbangkan bersama angin

Tuan dan Nona jatuh cinta dalam diam
Mendekat tanpa kentara padahal rasa sedemikian riuh
Lewat binar mata mereka saling mengeja rasa



- Yuditya -
#TimHorePDKT #LoveCycle
Sebagai dukungan untuk #TimCintaPertama

Keseruan LCOF GagasMedia


GagasMedia -salah satu penerbit mayor di Indonesia- kembali membuat gebrakan baru. Gebrakan itu diaktualisasikan lewat seri novel terbaru dengan tajuk Love Cycle, yang seri pertama dan keduanya akan segera ditebitkan.

Berawal dari ide bahwa cinta itu adalah sebuah siklus yang akan terus berulang.

  • Diawali dari Cinta Pertama yang membuat kita merasakan cinta pertama kali.
  • Kemudian PDKT yang kaya rasa, dari cemburu, deg-degan, hingga bahagia.
  • Selanjutnya Pacaran, ketika kita berusaha mengenal dan memahami satu sama lain.
  • Tiba-tiba kita Patah Hati, ketika harapan tidak sejalan dengan realitas.
  • Sehingga kita harus Move On, belajar untuk menerima dan memaafkan kesalahan.
  • Sampai akhirnya tiba pada Komitmen, tentang bagaimana kita mengikat janji selamanya.
Begitulah gambaran 6 novel seri Love Cycle yang akan terbit. Sebab perjalanan cinta adalah sebuah siklus.

Tentang Kita - Sepotong Kenangan di Kampung Arab


Seorang gadis terduduk lesu di selasar masjid. Ia menyandarkan tubuhnya yang lelah dan meluruskan kaki, sambil memeluk ransel bermotif bunga. Gadis itu menengok jam tangannya sekali lagi. 2.38 AM. Ia menggerutu ke sekian kalinya. Sudah hampir setengah jam ia duduk di situ, tentu saja sambil terus menggerutu dalam hati. Orang yang ditungguinya tak kunjung datang padahal lelah dan kantuk sudah menyergap tubuhnya sedari berjam-jam lalu.

Ia tak bisa tidur nyenyak di kereta. Penumpang yang ngobrol, benda jatuh, gesekan rel, dan ditambah lagi dengkuran teman duduknya, tidak membiarkannya tidur tenang. Sungguh perjalanan 12 jam yang melelahkan. Ia begitu lega mendengar pengumuman akan tiba sebentar lagi di Stasiun Pasar Turi, stasiun terakhir, stasiun tujuannya. Tidak sabar rasanya untuk membaringkan tubuh di kasur. Ia begitu bersemangat ketika turun dari kereta. Bahkan ia tak peduli lagi dengan desak penumpang dan beraneka aromanya. Begitu keluar dari stasiun ia langsung diserbu tukang ojek, supir angkot, juga supir taksi. Ia menolak dengan halus, berkata ia akan dijemput. Tapi ternyata si penjemput tak terlihat batang hidungnya. Maka di sinilah ia, di selasar masjid, menunggu.

Jumat, 29 Mei 2015

#PUISIMALAM Edisi 28 Mei 2015

#PUISIMALAM diadakan oleh NulisBuku melalui akun twitter @nulisbuku

Ini adalah puisi saya yang di-retweet dan kali ini saya memecahkan rekor saya sendiri!
Biasanya paling banyak dua puisi yang di-retweet, namun kali ini ada empat puisi saya yang di-retweet. Senangnya :)

Kata wajibnya adalah pikat.


*
Pikat-pikat pujangga tanpa sekat
Diejanya cinta dalam larik-larik puisi
Tak pilih kasih, disembahkannya pada pembaca


**
Imaji-imaji mengetuk puisi
Menawarkan diksi, serta majas yang bergelora
Bergeming ia
Sebab lelap lebih memikatnya

#PUISIMALAM Edisi 23 Mei 2015


#PUISIMALAM diadakan oleh NulisBuku melalui akun twitter @nulisbuku

Ini adalah puisi saya yang di-retweet.
Kata wajibnya adalah pejam.


*
Pejamkan matamu kasih
Biar terlena dalam buih rindu ini
Yang senantiasa mengeja namamu
Di saban riang dan perih


**
Ada padang tandus di rumah-rumah
Tanpa nasi, tanpa air
Tapi pemilik tahta pejam mata
Meski nyalak, mereka tak peduli


#PUISIMALAM Edisi 21 Mei 2015


#PUISIMALAM diadakan oleh NulisBuku  melalui akun twitter @nulisbuku

Ini adalah puisi saya yang di-retweet.
Kata wajibnya adalah tubuh.


"Tubuh ini telah letih...
menerima pedih,
menahan perih,"
lirih Ibu Pertiwi.


#PUISIMALAM Edisi 19 Mei 2015


#PUISIMALAM diadakan oleh +NulisBuku  melalui akun twitter @nulisbuku

Ini adalah puisi saya yang di-retweet.
Kata wajibnya adalah gerak.



*
Gerak itu sudah cukup renta
Bahkan semangatnya mulai terlunta-lunta
Duhai gerakan pemuda, entah di mana rimbanya



**
Gerak mahasiswa dinanti seluruh negeri
Ketika penguasa mulai leluasa kuasa
Apalah,
Mahasiswa sedang sibuk, bernarsis


#PUISIMALAM Edisi 12 Mei 2015


#PUISIMALAM diadakan oleh +NulisBuku melalui akun twitter @nulisbuku

Ini adalah puisi pertama saya yang di-retweet.
Kata wajibnya adalah kopi.



Kau menjelma kopi.
Begitu pahit, tajam, juga meninggalkan jejak candu.
Tak jera mencicipi, meski tubuh berontak.

Sebuah Awal Selalu Menyenangkan

Bukankah begitu?

Saat langkah pertama kita tanpa pegangan, yang lalu disambut riuh seisi rumah.
Kala pertama kali memakai seragam, masuk sekolah, dan bertemu dengan teman baru.
Waktu pertama kali jatuh cinta dan mulai merasa risih berdekatan dengan lawan jenis.

Ingatkah bagaimana rasanya? Deg-degan, tapi begitu excited.

Kalau begitu, bukankah sebuah awal selalu menyenangkan?

Kita menemukan hal baru, mencoba, hingga tahu bagaimana rasanya. Memang kadang kala harus dilalui dengan kesan buruk, tapi selalu mendebarkan -dan debaran itulah yang membuatnya menyenangkan.

Saya ingat pertama kali mengenal jam. Dulu di rumah ada semacam jam mainan. Dasarnya papan hitam, dengan jarum jam merah yang bisa digerakkan sesuka hati. Aunty saya yang mengenalkan penunjuk waktu itu. Ia mengajari bagaimana posisi jarum ketika angka tepat 10.00 atau ketika 10.30 dan bahkan mengajari saya bahwa setiap jarak di antara jam bernilai 5 menit. Saya ingat betul bagaimana perasaan saya waktu itu. Beberapa kali ajaran dan saya akhirnya bisa membaca jam! Bahagianya tentu bukan main.