Jumat, 05 Juni 2015

#NulisRandom2015 #5 : Perasaan yang Aneh

Cerita sebelumnya #NulisRandom2015 #4 : Sesuatu Dari Masa Lalu

*****

Emma mengurungkan niatnya untuk mandi, membuka pintu kosan dan mendapati penjaga kosannya berdiri di depan pintu. Wanita berusia awal 40 tahun itu tersenyum ramah sambil menyodorkan sebuah bungkusan.

"Ada titipan buat, Neng," kata penjaga kosannya.

Emma mengambil bungkusan yang terjulur ke arahnya dengan ragu. "Dari siapa, Bu?"

"Dari temannya, kalau nggak salah namanya Sekar."

Sekar?

"Ya udah, ibu ke bawah dulu ya."

"Makasih ya, Bu. Maaf ngerepotin," ucap Emma sambil berusaha tersenyum tulus. Meskipun ia tidak bisa menyembunyikan gurat kebingungan dari parasnya.

Emma masuk kembali ke dalam kamarnya, lalu membuka bungkusan itu. Seporsi bubur ayam rupanya, dengan sebuah memo menyertainya.

Maaf ya, Ma, gangguin tidur lo. Gue udah nunggu di depan kosan lo dari sejam lalu. Gue telpon, nggak diangkat. Ya udah gue putusin ke kampus aja. Ini gue beliin bubur. Tadi gue ngelewatin dan kepikiran elo yang mungkin belom sarapan, jadi gue beliin ini. Gue titipin ibu kosan, nggak apa-apa kan? Thanks ya, Ma.

Emma bertanya-tanya, untuk apa Sekar mau repot-repot seperti ini? Padahal Emma tidak menolongnya sama sekali.

*

Saat tiba di kelasnya pagi ini, ada sesuatu yang mengganjal di hati Emma. Ia seperti merasa... tidak enak. Ia menghiraukan Sekar padahal ia bisa saja membantunya. Ia justru mengabaikan Sekar. Tapi apa yang dilakukan Sekar? Ia malah membelikannya sarapan pagi ini. Padahal Emma tidak melakukan apapun untuknya.

9.20 AM, kali ini dosennya masuk tepat waktu. Sekar dan dua temannya memulai presentasi hari itu. Ucapan yang terbata, kalimat yang tidak runut, dan alis dosennya yang sedikit-sedikit saling bertaut adalah hal yang mendominasi presentasi. Selanjutnya bisa ditebak. Dosen mereka memberikan tanggapan buruk terhadap kelompok Sekar.

"Kalian tidak siap presentasi. Jangan-jangan kalian baru mengerjakannya tadi malam?" ucap dosennya.

Lagi-lagi ada perasaan bersalah mengusik hati Emma. Tapi ia bingung harus apa. Apakah ia harus minta maaf pada Sekar? Tapi minta maaf untuk apa? Rasanya ia tidak salah sama sekali. Sekar tidak membuat janji sebelumnya dan ia juga tidak mengiyakan permintaan Sekar tadi pagi. Jadi bukan salahnya jika Sekar harus menunggu selama sejam dan mendapatkan komentar buruk seperti tadi.

Tapi jika ia tidak salah, kenapa hatinya tidak merasa tentram?

Seusai presentasi, kelas Psikologi Kepribadian II itu diisi perkuliahan dari ibunya. Emma tidak bisa memfokuskan konsentrasinya pada penjelasan dosennya. Sebab pikirannya terusik dengan setitik air mata Sekar yang diam-diam jatuh ketika ia kembali ke tempat duduknya. Pemandangan sekilas yang sempat tertangkap mata Emma.

Apakah air mata itu karena kesalahan Emma?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tiada kesan tanpa komentarmu :)