Sabtu, 27 April 2013

Operasi Jaring Merah (Pilo Poly)


Saya sedang online memantau facebook ketika menjelang tengah malam. Biasa, sindrom rutin saya tiap kali liburan :)
Dan saya menemukan puisi ini. Keren menurut saya. Saya suka sekali pemilihan diksinya. ^^

Let's cekidot!
Operasi Jaring Merah*
Pilo Poly

Ayah
jangan ke situ
ke ladang pembantaian
masih kucium anyir darah di sana
serta luka yang tak mengenal kita
apalagi sujud sujud ampun
yang kita usung

Apakah kau lihat
orang-orang berjubah negara
telah merampas hak-hak kita
pajak, kemerdekaan, dan kebebasan
adalah barang langka
yang tak pernah kita tahu
harumnya seperti apa

Puri Gading, 27/04/2013

Catatan: *kata lain Daerah Operasi Militer (DOM)
Bagaimana menurutmu? Keren kan?
Oh ya, pemilik puisi ini bisa kamu hubungi di facebook: Pilo Poly Cendolers

Cappucino, Frappe, and Black Coffe [Kuis Opening Media Grup Sakata.com]




Kita terbiasa bersama sejak kecil. Kita bukan lagi saling mengenal, kita saling memahami. Kita belajar, tertawa, mengamen, bahkan memaknai kehilangan bersama. Tapi kita sangat berbeda satu sama lain. Edo yang keras kepala dan pemberani, kamu yang baik hati tapi cuek, dan aku yang selalu kalian sebut anak manja.
            “Tapi kau yang paling penyayang di antara kami, Rin. Aku tahu itu saat kau memberikan nasimu pada kakek tua pengemis, padahal kau sendiri kelaparan,” kata Edo suatu kali.
            Aku penyayang? Mungkin karena aku tahu betul bagaimana rasanya sendiri, kehilangan, juga kelaparan. Tapi bukankah kamu dan Edo juga? Ah, pada dasarnya, kita memiliki sisi baik masing-masing.
            “Oi, yang benar saja? Sisi baik katamu, Rin? Kalau kau dan Niko aku masih percaya. Tapi Edo? Dia tidak punya sisi baik sama sekali. Aku tahu kau mencuri di kasku. Ah, aku saja yang sesekali membelikan gorengan kau khianati, apalagi orang lain,” celetuk Mang Is, penjaga WC umum di terminal.

Jumat, 26 April 2013

Haruskah aku? [GagasMedia WRITING CHALLENGE: Monolog 100 Kata]



Haruskah aku ke bawah dan hadir di pernikahan Ayah? Bergaun putih dengan mahkota kecil, memaksakan senyum pada Bu Elena, bertemu teman-teman sekolah, bertemu… Raka.

Kenapa begini, Bunda?

Kenapa Bunda tidak pernah cerita kalau cinta pertama Ayah itu Bu Elena? Cinta pertama yang menarik-narik Ayah kembali ke masa lalu dan menumbuhkan… cinta lama itu. Kenapa  aku harus jatuh cinta pada Raka? Kenapa pula harus Raka yang jadi anak Bu Elena? Anak dari perempuan perusak rumah tangga Ayah dan Bunda. Anak yang kujanjikan kematiannya di depan Bunda kala hendak pergi.

Bagaimana cara membunuh orang yang kita cintai, Bunda? Bunda tidak pernah mengajariku.


nb: FF ini diikutkan di lombanya GagasMedia :)
wish me luck ya ^^

Rabu, 24 April 2013

Raka is Nothing


#FF2in1 tema pertama : 'Miss Independent' - Kelly CLarkson
@nulisbuku



"Rin, tumben gak dijemput sama Raka?" tanya Kira keheranan. Kan biasanya Karin tak pernah absen dijemput Raka. Kapan pun, di mana pun, dalam acara apa pun. Tapi kenapa kali ini tidak?
.....
"Kalian marahan ya?" tebak Kira.
"Enggak tuh," jawab Karin singkat.
"Oh, dia lagi gak ada ya? Ke mana, Rin?"
"Dia ada kok."
"Terus? Kok?"
"Gue udah putus dari dia," jawab Karin enteng.
"Hah?!"
"Iya, simple aja alasannya. Gue males diatur-atur sama orang yang sama sekali bukan apa-apa gue. Oke, dia pacar gue. CUMA PACAR. Dia gak ngelahirin gue dan dia gak ngebiayain hidup gue."
"Lo yakin?"
"Iya lah. Gue malah bangga. Akhirnya gue bisa ngambil keputusan yang bener. Call me Miss Independent," kata Karin sambil mengerlingkan mata.




nb: saya gak sempat ngikutin FF yang ini.. gak keburu deadline-nya...

Cewek Gemilang


#FF2in1 tema kedua : 'Gemilang' - Andie
@nulisbuku


"Gila lo De! Lo yakin mau lepas tawaran itu?" pekik Natasha, teman akrab Dea.
"Iya Nat. Gue yakin banget malah!"
"Lo pinter-pinter, ternyata bloon juga ye. Lo kerasukan jin mana sih? Did you know prestasi lo itu luar biasa banget. Ratusan cewek ngantri cuma buat iklan itu dan lo nolak?"
"Gue gak ada passion di situ. Gue kemarin juga cuma diminta aja casting. Dan gue gak janji bakal nerima," cerita Dea.
"Tapi, De. Nanti si kuntilanak menor Titania yang bakal mejeng di iklan itu. Ohmaygat! Gue gak bisa bayangin gimana belagunya dia nanti," repet Natasha.
"Makanya itu Nat. Itu salah satu hal yang bikin gue makin yakin gak bakal ngambil tawaran itu," ungkap Dea.
Natasha hanya memandang heran. Alis coklatnya saling bertaut.
"Maksud lo?" tanyanya penasaran.
"Gini Nat, gue dapetin semua hal yang diimpikan cewek-cewek. Kata orang gue cantik, ortu gue uangnya berlebih, dan gue juara kelas. Tapi buat apa semua itu kalau gue gak menikmatinya?" cerita Dea.